Rabu, 10 Januari 2018

Bab9 (Pencarian)

   Pencarian merupakan sebuah algoritma dasar yang sering diperlukan dalam
pembuatan program. Berbagai algoritma pencarian telah diciptakan dan dapat
digunakan. Pemahaman tentang beberapa algoritma pencarian dasar perlu
diketahui, termasuk cara penggunaannya dalam program.

     1. Memahami konsep pencarian
     2. Mengenal beberapa algoritma pencarian
     3. Menerapkan algoritma pencarian dalam program

   Konsep Pencarian
Pencarian adalah proses menemukan nilai (data) tertentu dari dalam
sekumpulan nilai yang bertipe sama (tipe dasar maupun tipe bentukan).
Dengan kata lain, algoritma pencarian adalah algoritma yang mengambil input
berupa persoalan dan mengembalikan penyelesaian berupa penemuan nilai yang
dicari dalam persoalan inputan.
   Proses pencarian seringkali diperlukan pada saat program perlu
mengubah atau menghapus nilai tertentu (sebelum bisa mengubah atau
menghapus, perlu mencari dulu apakah nilai tersebut ada dalam kumpulan
nilai tersebut). Kasus lain yang memerlukan algoritma pencarian adalah
penyisipan data ke dalam kumpulan data (perlu dimulai dengan pencarian
apakah data tersebut telah ada sehingga terhindar dari duplikasi data).

   Pencarian Sekuensial
Pencarian sekuensial (sequential search) adalah proses membandingkan
setiap elemen larik (array) satu persatu dengan nilai yang dicari secara
beruntun, mulai dari elemen pertama sampai elemen yang dicari sudah
ditemukan, atau sampai seluruh elemen sudah diperiksa.
   Algoritma pencarian sekuensial ini cocok untuk pencarian nilai tertentu
pada sekumpulan data terurut maupun tidak. Keunggulan algoritma ini adalah
dalam mencari sebuah nilai dari sekumpulan kecil data. Algoritma ini
termasuk algoritma yang sederhana dan cepat karena tidak memerlukan
proses persiapan data (misalnya: pengurutan).
PROCEDURE SeqSearch(input L:array[1..N] of integer,
input N:integer,input X:integer, output idx :
integer)
IS : Terdapat array berisi data angka
FS : Memberikan hasil data ketemu atau tidak ketemu
KAMUS DATA
k : integer
BEGIN
k ⬅ 0
WHILE ((k<N) AND (L[k] !=X))
k ⬅ k+1
ENDWHILE
IF ((L[k]=X)&&(k<N))
idx ⬅ k+1
ELSE
  idx                 ⬅             -1
 ENDIF
END

Prosedur di atas memerlukan parameter input berupa:
   ⇨ L yaitu sebuah larik (array) tempat menyimpan data yang diinginkan,
   ⇨ N yaitu jumlah elemen larik (atau index terbesar),
   ⇨ X yaitu nilai data yang ingin dicari
serta sebuah parameter output berupa variabel idx bertipe integer yang akan
mengembalikan posisi ditemukannya data yang dicari apabila ketemu dan akan
mengembalikan nilai -1 jika data tidak ditemukan.
Prosedur dimulai dengan inisialisasi pencacah iterasi (k ⬅ 0). Kemudian
pencarian dilakukan dengan perulangan yang membandingkan setiap elemen
larik secara berurutan dari elemen pertama hingga terakhir dengan nilai data
yang diinginkan. Perulangan berakhir jika elemen yang dibandingkan bernilai
sama dengan data yang dicari (mengembalikan posisi data), atau jika elemen
larik telah dibandingkan semua namun data yang dicari tidak ditemukan
(mengembalikan nilai -1).
Pada algoritma diatas idx=k+1, hal ini hanya untuk mempermudah dalam
melihat urutan, biasanya user melihat elemen pertama sebagai indeks ke - 1,
tetapi pada array elemen pertama merupakan indeks ke – 0. Maka variabel
idx untuk menyesuaikan dengan user, sedangkan variabel k menyesuaikan
dengan array.
Berikut ini adalah contoh pencarian sekuensial:
elemen
13
16
14
21
76
15
index
0
1
2
3
4
5

   Pencarian Biner
Pencarian biner adalah proses mencari data dengan membagi data atas
dua bagian secara terus menerus sampai elemen yang dicari sudah ditemukan,
atau indeks kiri lebih besar dari indeks kanan.
   Algoritma ini lebih efisien daripada algoritma pencarian sekuensial,
tetapi pencarian ini mempunyai syarat yaitu bahwa kumpulan data yang harus
dilakukan pencarian harus sudah terurut terlebih dahulu, baik terurut secara
menaik (ascendant) atau menurun (descendant). Karena data sudah terurut,
algoritma dapat menentukan apakah nilai data yang dicari berada sebelum
atau sesudah elemen larik yang sedang dibandingkan pada suatu saat. Dengan
cara ini, algoritma dapat lebih menghemat waktu pencarian.
   Pencarian dalam data terurut bermanfaat misalnya pada penyimpanan
data dengan beberapa komponen, program dapat mencari sebuah indeks
terurut. Setelah menemukan indeks yang dicari, program dapat membaca data
lain yang bersesuaian dengan indeks yang ditemukan tersebut.

Algoritma pencarian biner dengan elemen larik terurut menaik:
PROCEDURE BinSearch(input L:array[1..N] of integer,
input N:integer,input X:integer, output idx :
integer)
IS : Terdapat array berisi data angka terurut
menaik
FS : Mengembalikan posisi data yang dicari jika
ketemu, dan Mengembalikan -1 jika tidak ketemu
KAMUS DATA
i,j,k : integer
ketemu : boolean
1 BEGIN
2 i⬅0
3 j⬅N
4 ketemu ⬅ false
5 WHILE ((!ketemu) and (i<=j))
6 k⬅(i+j) div 2
7 IF (L[k] = X)
8 ketemu = true
9 ELSE
10 IF (L[k] < X)
11 i⬅k+1
12 ELSE
13 j⬅k-1
14 ENDIF
15 ENDIF
16 ENDWHILE
17 IF(ketemu)
18 idx⬅k+1
19 ELSE
20 idx⬅-1
21 ENDIF
22 END
  Prosedur di atas dapat bekerja pada larik yang telah terurut menaik
(ascending). Prosedur memerlukan parameter input berupa:
    ➯ L yaitu sebuah larik (array) tempat menyimpan data yang diinginkan,
    ➯ N yaitu jumlah elemen larik,
    ➯ X yaitu nilai data yang ingin dicari
serta sebuah parameter output berupa nilai idx (mengembalikan posisi nilai
jika nilai ditemukan, dan mengembalikan -1 jika nilai tidak ditemukan).
Prosedur dimulai dengan inisialisasi pencacah (i⬅0) dan menyimpan jumlah
elemen larik dalam variabel j. Variabel ketemu akan diberi nilai false, hal
ini memberitahukan bahwa data yang dicari belum ditemukan. Perulangan
diawali dengan membandingkan elemen tengah (elemen dengan indeks k)
dengan nilai data yang dicari.
➯ Jika elemen larik yang dibandingkan bernilai sama dengan data yang
     dicari, maka variabel boolean ketemu bernilai true dan prosedur
     mengembalikan nilai indeks elemen tersebut.
➯ Jika elemen larik bernilai lebih kecil dari data yang dicari, maka
     pencarian akan bergeser ke kanan dengan cara mengubah nilai i (awal
     pencacah) dengan indeks di sebelah kanan nilai tengah (i⬅k+1).
➯ Jika elemen larik bernilai lebih besar dari data yang dicari, maka
     pencarian akan bergeser ke kiri dengan cara mengubah nilai i (awal
     pencacah) dengan indeks di sebelah kiri nilai tengah (i⬅k-1).
Selanjutnya, perulangan terus dilakukan sampai ketemu bernilai true
atau nilai i>j (semua elemen larik sudah dibandingkan dengan nilai yang
dicari). Jika semua elemen larik sudah dibandingkan dengan nilai yang dicari
tetapi nilai tidak ditemukan, maka nilai ketemu akan tetap bernilai false
sehingga akan dikembalikan nilai index= -1 (penanda bahwa nilai yang dicari
tidak ditemukan dalam larik).

   Pencarian Lain
Pencarian sekuensial dan pencarian biner merupakan algoritma
pencarian dasar yang termasuk ke dalam kelompok pencarian daftar (list
search). Terdapat pula beberapa algoritma lain yang termasuk pula dalam
kelompok pencarian daftar, antara lain:
 pencarian interpolasi (interpolation search): melakukan pencarian lebih
baik daripada pencarian biner pada larik berukuran besar dengan
distribusi seimbang, tapi waktu pencariannya buruk
 pencarian Grover (Grover’s search): melakukan pencarian dalam waktu
singkat, yang merupakan pengembangan dari pencarian linier biasa pada
larik dengan elemen tidak berurut
Selain algoritma pencarian dalam kelompok pencarian daftar, terdapat
pula beberapa kelompok algoritma lain. Beberapa di antaranya adalah sebagai
berikut:
Kelompok Algoritma
Penjelasan dan Contoh Algoritma
Pencarian tanpa informasi
(uninformed search)
Algoritma ini mencari data tanpa ada batasan
tipe data persoalan.
Pencarian pohon
(tree search)
Algoritma ini mencari data dengan bantuan
struktur pohon (eksplisit maupun implisit).
⏩ breadth-first search (mencari level demi
level)
⏩ depth-first search (mencari dengan meraih
kedalaman pohon terlebih dahulu)
⏩ iterative-deepening search
⏩ depth-limited search
⏩ bidirectional search
⏩ uniform-cost search
Pencarian grafik
(graph search)
Algoritma ini mencari data dengan algoritma
penelurusuran grafik, misalnya
⏩ Djikstra’s algorithm
⏩ Kruskal’s algorithm
⏩ nearest neighbour algorithm
⏩ Prim’s algorithm
Pencarian dengan informasi
(informed search)
Algoritma ini mencari data dengan fungsi
heuristik yang spesifik pada persoalan tertentu.
⏩ best-first search
⏩ A*
Jenis lain
⏩ Algoritma pencarian string
⏩ Algoritma genetik
⏩ Algoritma minimax

Bab6 (Array dan Tipe Data Bentukan)

   Dalam dunia nyata, struktur data yang dihadapi sangat beragam dan
penggunaan variabel dengan tipe data dasar memiliki keterbatasan pada
banyaknya nilai yang dapat disimpan. Dengan menggunakan array dan tipe data
bentukan, dapat dilakukan pemodelan struktur data dengan lebih baik bahkan
untuk struktur data yang relatif kompleks.\

          1. Memahami tipe data array dan keuntungan yang dapat diberikan
          2. Memahami array yang memiliki dimensi lebih dari satu
          3. Dapat meng-implementasikan tipe data array dalam program
          4. Memahami cara menentukan tipe data bentukan dan menggunakannya
              dalam program

   Array
Tipe data array adalah tipe data terstruktur yang merujuk kepada sebuah atau
sekumpulan elemen yang mempunyai tipe data yang sama melalui indeks.
Array biasanya disebut juga sebagai tabel, vektor atau larik.

Elemen dari array dapat diakses langsung jika dan hanya jika indeks terdefinisi
(telah ditentukan nilainya sesuai dengan domain yang didefinisikan untuk indeks
tersebut). Struktur data array disimpan dengan urutan yang sesuai dengan
definisi indeks secara kontigu (berurutan) dalam memori
komputer. Karena itu indeks haruslah merupakan suatu tipe data yang memiliki

keterurutan (ada suksesor dan predesesor), misal tipe integer dan karakter.

Dilihat dari dimensinya, array dapat dibagi menjadi Array Satu Dimensi, Array
Dua Dimensi dan Array Multi-Dimensi

   Untuk mendeklarasikan variabel dengan tipe data array satu dimensi
pada notasi algoritma, digunakan pola sebagai
berikut:
...
KAMUS DATA
Nama_variabel : array [x..y] of tipe_data
...

Keterangan:
   Nilai x merupakan nilai awal indeks pada array, dan nilai y merupakan nilai
akhir pada indeks array.
Algoritma
...
Kamus data
arrHari : array [1..7] of string
arrJmlBulan : array [1..12] of integer
arrFrekuensi : array [‘a’..’z’] of integer
...

   Karena array tersebut mempunyai nama yang sama, yaitu A, maka setiap
   elemen diberi sebutan nama yang berbeda dengan memberikan nomor
   indeks, sehingga masing-masing menjadi: A[0], A[1], sampai dengan A[4], yang
   dapat dibaca dengan:
      A dengan indeks 0 atau A nol
      A dengan indeks 1 atau A satu
          dan seterusnya...

   Untuk menyimpan nilai dalam array satu dimensi, dapat dilakukan dengan cara
   sebagai berikut:
                         A[0] ⬅ 4 /*simpan nilai 4 dalam array A pada indeks 0 */
                         A[1] ⬅ 8 /*simpan nilai 8 dalam array A pada indeks 1*/
                         A[2] ⬅ 6 /*simpan nilai 6 dalam array A pada indeks 2*/
                         A[3] ⬅ A[0] +A[1] /*tambahkan nilai dalam array A indeks 0
                                                            dengan nilai array A indeks 1 dan simpan
                                                            hasilnya pada array A indeks 3*/
                         A[4] ⬅ A[2] /*isikan array A indeks 4 dengan nilai pada array A
                                                  indeks 2*/


    Pseudocode lengkapnya adalah sebagai berikut:
1.ALGORITMA
2./* Menyiapkan dan memasukkan nilai dalam array satu dimensi
3. I.S : array dalam keadaan kosong
4. F.S : menampilkan nilai yang disimpan dalam array dengan menggunakan struktur
5. pengulangan */
6.KAMUS DATA
7. A : array[0..4] of integer
8. i : integer
9.BEGIN
10. A[0]  4 /*simpan 4 dalam array A indeks 0*/
11. A[1]  8 /*simpan 8 dalam array A indeks 1*/
12. A[2]  6
13. A[3]  A[0] + A[1]
14. A[4]  A[2]
15. /*menampilkan kembali nilai dalam array*/
16. For (i=0; i<=4; i++)
17. output(“A[“,i,”] = “ ,A[i])
18. EndFor
19.END.

    Dalam Bahasa C:
1./*Menyiapkan dan memasukkan nilai dalam array satu dimensi
2. I.S : array dalam keadaan kosong
3. F.S : menampilkan nilai yang disimpan dalam array dengan menggunakan struktur
4. pengulangan */
5.
6.#include <stdio.h>
7.#include <conio.h>
8.
9.void main()
10.{
11. int A[5]; /*deklarasi array A dengan 5 elemen*/
12. int i;
13. A[0] = 4; /*simpan 4 dalam array A indeks 0*/
14. A[1] = 8;
15. A[2] = 6;
16. A[3] = A[0] + A[1];
17. A[4] = A[2];
18. /*menampilkan kembali nilai dalam array*/
19. for(i=0;i<=4;i++)
20. {
21. printf("A[%i] = %i\n",i,A[i]);
22. }
23. printf("Tekan Ent
24. getch(); /* menahan tampilan pada layar */
25.}er...");

    Array Dua Dimensi
 Array dua dimensi merupakan array yang terdiri dari m buah baris (row)
dan n buah kolom (column). Bentuk array semacam ini menggunakan 2 (dua)
buah kelompok indeks yang masing-masing direpresentasikan sebagai indeks
baris dan kolom. Jika ingin memasukkan atau membaca sebuah nilai pada
matriks maka, harus diketahui terlebih dahulu indeks baris dan kolomnya.
   Untuk mendeklarasikan variabel dengan tipe data array dua dimensi
pada notasi algoritma, digunakan pola sebagai
berikut:
...
KAMUS DATA
Nama_variabel : array [x..y,t..u] of tipe_data
...
    Keterangan:
    Nilai x merupakan nilai awal indeks baris pada array, dan nilai y merupakan
    nilai akhir indeks baris array. Nilai t merupakan nilai awal indeks kolom pada
    array, dan nilai u merupakan nilai akhir indeks kolom array.

Mengakses data array dua dimensi:
Seperti array satu dimensi, array dua dimensi juga diakses melalui indeksnya.
Contoh: A[1,2], menunjuk pada posisi nilai array pada baris 1, kolom 2.
Untuk menyimpan nilai dalam array dua dimensi, dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
                               A[0,0] ⬅ 2 /*simpan 2 pada array A baris 0,kolom 0*/
                               A[0,1] ⬅ 4 /*simpan 3 pada array A baris 0,kolom 1*/
                               A[1,2] ⬅ 8 /*simpan 5 pada array A baris 1,kolom 2*/
                               A[2,2] ⬅  A[0,0] + A[1,2] /*tambahkan nilai pada array A baris
                                0,kolom 0 dengan nilai pada array A
                                baris 1,kolom 2 dan simpan hasilnya
                                pada array A baris 2,kolom 2 */

Contoh pseudocode untuk menyimpan dan menampilkan nilai pada array dua
dimensi:
1.ALGORITMA
2./* Menyiapkan dan memasukkan nilai dalam array dua dimensi
3. I.S : array dalam keadaan kosong
4. F.S : menampilkan nilai yang disimpan dalam array dengan menggunakan struktur
5. pengulangan */
6.KAMUS DATA
7. A : array[0..2,0..4] of integer
8. i,j,k : integer
9.BEGIN
10. k=0;
11. /*memasukkan nilai dalam array*/
12. for(i=0;i<=3;i++)
13. for(j=0;j<=4;j++)
14. A[i,j]=k+2;
15. k=k+2;
16. endfor
17. endfor
18. /*menampilkan kembali nilai pada array*/
19. for(i=0;i<=3;i++)
20. for(j=0;j<=4;j++)
21. output(‘A[‘,i,j,’]= ’,A[i,j])
22. endfor
23. endfor
24.END.
     Pseudocode di atas menggambarkan proses menyimpan array dua dimensi,
     dimana nilai yang dimasukkan merupakan penambahan dengan 2.

   Dalam Bahasa C
1. /*Menyiapkan dan memasukkan nilai dalam array dua dimensi
2. I.S : array dalam keadaan kosong
3. F.S : menampilkan nilai yang disimpan dalam array dengan menggunakan struktur
4. pengulangan */
5. #include <stdio.h>
6. #include <conio.h>
7. void main()
8. {
9. int A[3][5]; /*deklarasi array dua dimensi*/
10. int i,j,k;
11. k=0;
12. /*memasukkan data dalam array dua dimensi*/
13. for(i=0;i<=2;i++)
14. { for(j=0;j<=4;j++)
15. { A[i][j] = k + 2;
16. k+=2; } /* endfor loop j */
17. } /* endfor loop i */
18. /*menampilkan kembali nilai array dua dimensi*/
19. for(i=0;i<=2;i++)
20. { for(j=0;j<=4;j++)
21. { printf("A[%i,%i] = %i\n",i,j,A[i][j]);
22. } /*endfor loop j*/
23. } /*endfor loop i*/
24. printf("tekan Enter...");
25. getch(); /* menahan tampilan pada layar*/
26. }

   Array Multi-Dimensi
Dalam menggambarkan array multidimensi, hanya terbatas hingga
dimensi ke-3, yakni dengan menggunakan bangun ruang, namun dalam
kenyataannya, tipe data array ini dapat dibentuk menjadi lebih dari tiga
dimensi atau menjadi n-dimensi.

   Penulisan notasi algoritma untuk mendeklarasikan tipe data array
multidimensi cukup dengan memodifikasi deklarasi array satu dimensi, yakni
dengan menambahkan tanda koma “,” pada bagian definisi banyaknya elemen
array dan menambahkan ukuran elemen yang diinginkan.

   Untuk mendeklarasikan variabel dengan tipe data array n-dimensi pada
notasi algoritma, digunakan pola sebagai
berikut: 
...
KAMUS DATA
Nama_variabel:array [a..b,t..u,x..y,..] of tipe_data
...

   Tipe Data Bentukan
Dalam membuat program, kadangkala akan dihadapkan dengan
struktur data yang tidak sederhana dan apabila hanya ditangani dengan tipe
data dasar saja, maka pembuat program akan kesulitan merumuskan
komposisinya.
   Sebagai contoh, program yang akan dibuat melibatkan data tentang
mahasiswa, maka untuk variabel mahasiswa akan sulit ditentukan tipe datanya
karena pada mahasiswa terdapat beberapa elemen yaitu, nama, nomor induk
mahasiswa, jenis kelamin, alamat, dan elemen-elemen yang lainnya.
   Tantangan berikutnya adalah bagaimana cara menyimpan data-data
mahasiswa tersebut jika jumlah mahasiswa lebih dari satu? Tentunya hal ini
akan sangat sulit jika harus diselesaikan dengan tipe data dasar saja. Oleh karena
itu diperlukan adanya suatu tipe data baru yang digunakan untuk menangani
kasus di atas, yaitu dengan menggunakan tipe data bentukan.
   Tipe data bentukan merupakan suatu tipe data yang
dirancang/dibentuk (dan diberi nama) dari beberapa elemen bertipe tertentu
yang sudah dikenal. Jadi di dalam tipe data bentukan akan terdapat elemen
dengan tipe data dasar dan dapat juga terdapat tipe data bentukan lain yang
telah didefinisikan sebelumnya.
   Tujuan digunakannya tipe data bentukan adalah supaya perancang
program mendapatkan suatu tipe data dimana seluruh komponennya secara
keseluruhan memiliki makna semantik dan di dalamnya terdapat keterkaitan
antar komponen. Pada data mahasiswa telah dijabarkan beberapa elemen yang
ada maka, dengan menggunakan tipe data bentukan ini, perancang program
dapat mendefinisikannya ke dalam program.
   Implementasi tipe data bentukan dalam bahasa pemrograman sangat
bervariasi tergantung dari struktur bahasa pemrograman itu sendiri. Dalam
notasi algoritmik, sebuah tipe bentukan (tipe komposisi) dapat disusun
sebagai berikut :
   type nama_type < elemen1 : type_data1,
                    elemen2 : type_data2,
                    ...>

Contoh pada data mahasiswa dapat dijabarkan elemen-elemennya sebagai
berikut:
      1. Nim bertipe longint
      2. Nama bertipe string
      3. Umur bertipe word
Jika dituliskan dalam notasi algoritmik maka, akan menjadi:
    type Mahasiswa : <nim : integer,
    nama : string,
    umur : integer>

   Operasi dalam menggunakan tipe data bentukan memiliki perilaku yang
sama dengan operasi pada tipe data dasar, hanya perbedaannya adalah pada
cara mengaksesnya. Tipe data bentukan memiliki beberapa variabel/elemen
yang berada di dalamnya, oleh karena itu cara mengaksesnya menggunakan
tanda dot/titik ‘.’
   Contoh:
  Jika akan mendefinisikan nama variabel Mhs dengan tipe data Mahasiswa maka
  pendeklarasiannya adalah:
            Kamus data
              Mhs : Mahasiswa
Jika akan mengisi elemen nim pada variabel Mhs maka:
     Mhs.nim  30107001
Atau dengan perintah masukan sebagai berikut:
     input(Mhs.nim)
Jika akan menampilkan isi dari elemen nim pada variabel Mhs maka:
     output(Mhs.nim)
Berikut adalah contoh penggunaan tipe data bentukan secara
lengkap:
1.ALGORITMA
2. /*contoh algoritma penggunaan tipe data bentukan sederhana*/
3.KAMUS DATA
4. type Mahasiswa : <nim : integer,
5. nama: string,
6. umur: integer>
7. /*Menggunakan tipe data Mahasiswa pada variabel Mhs*/
8. Mhs : Mahasiswa
9. Begin
10. /*mengisi elemen-elemen dalam variabel Mhs*/
11. input(Mhs.nim)
12. input(Mhs.nama)
13. input(Mhs.umur)
14. /*menampilkan isi elemen-elemen dalam Mhs*/
15. output(Mhs.nim)
16. output(Mhs.nama)
17. output(Mhs.umur)
18.End.

Dalam bahasa C:
1. #include <stdio.h>
2. #include <conio.h>
3. /*deklarasi record mahasiswa*/
4. struct mahasiswa { long nim;
5. char nama[20];
6. short umur; };
7. struct mahasiswa Mhs;
8.
9. main()
10. {
11. printf(“Masukkan Data Mahasiswa\n”);
12. printf(“NIM = “); scanf(“%i”,&Mhs.nim);
13. printf(“Nama = “); scanf(“%s”,&Mhs.nama);
14. printf(“Umur = “); scanf(“%i”,&Mhs.umur);
15.
16. /*menampilkan isi elemen-elemen dalam Mhs*/
17. printf(“\n\nHasil masukan Anda adalah: \n”);
18. printf("Nim Anda = %i\n",Mhs.nim);
19. printf("Nama Anda = %s\n",Mhs.nama);
20. printf("Umur Anda = %i\n",Mhs.umur);
21. printf("tekan Enter...");
22. getche(); /*menahan tampilan pada layar*/
23. }

        Kombinasi Tipe Bentukan dan Array

   Tipe Data Bentukan di dalam array
Permasalahan yang berikutnya adalah bagaimana caranya memasukkan
data mahasiswa dengan jumlah yang banyak? Di sini dapat digunakan array
sebagai sarana untuk menyimpan data mahasiswa dalam satu variabel.
Cara mendeklarasikannya adalah sebagai
berikut:
KAMUS DATA
type Mahasiswa : <nim : integer,
nama : string,
umur : integer 
Mhs : array [0..49] of Mahasiswa

   Array di dalam Tipe Data Bentukan
Pada contoh sebelumnya telah ditunjukkan bahwa di dalam sebuah
elemen array dapat diisi dengan suatu nilai yang memiliki tipe data bentukan.
Jika kondisi yang dihadapi oleh perancang program adalah kondisi yang
sebaliknya, yaitu memasukkan variabel bertipe array menjadi salah satu atau
beberapa elemen di dalam variabel yang memiliki tipe data bentukan,
bagaimanakah cara mendefinisikan dan mengoperasikan variabel tersebut?
Di dalam tipe data bentukan, satu atau beberapa elemennya
diperbolehkan untuk menggunakan tipe data array. Salah satu contoh
kasusnya adalah bagaimana mendefinisikan data mahasiswa yang mempunyai
beberapa nilai.
   Dalam hal ini yang memiliki tipe data array adalah elemen di dalam tipe data
bentukan, oleh karena itu cara mengakses elemen array yang terdapat di
dalam tipe Mahasiswa adalah sebagai berikut:
            Mhs.nilai[0] ⬅ 100
     Mhs.nilai[1]  8
     Mhs.nilai[2]  88
Atau dengan perintah masukan sebagai berikut:
     input(Mhs.nilai[0])
     input(Mhs.nilai[1])
     input(Mhs.nilai[2])

Contoh pseudocode lengkapnya:
1.ALGORITMA
2. /*contoh algoritma penggunaan array dalam tipe data bentukan*/
3.KAMUS DATA
4. type Mahasiswa: <nim : integer,
5. nama : string,
6. nilai: array[0..2] of integer>
7./*Menggunakan tipe data Mahasiswa pada variabel Mhs*/
8. Mhs : Mahasiswa
9. i,a : integer
10.Begin
11./*mengisielemen-elemen dalam variabel Mhs*/
12. output(“Memasukkan nilai dalam array”)
13. output(“Nim = “); input(Mhs.nim)
14. output(“Nama= “); input(Mhs.nama)
15. a=1;
16. for(i=0;i<=2;i++)
17. output(“Nilai ke “,a,” = ”)
18. input(Mhs.nilai[i])
19. a=a+1
20. endfor
21./*menampilkan isi elemen-elemen dalam Mhs*/
22. output(“Nim Anda : “,Mhs.nim,” dan Nama
23. Anda: ”,Mhs.nama)
24. output(“Nilai Anda adalah:”)
25. for(i=0;i<=2;i++)
26. output(Mhs.nilai[i])
27. endFor
28.End.

     Dalam bahasa C:
1./*contoh program array dalam tipe data bentukan*/
2.#include <stdio.h>
3.#include <conio.h>
4. /*deklarasi record dan variabel*/
5.struct mahasiswa {long nim;
6. char nama[20];
7. int nilai[3];};
8.struct mahasiswa mhs;
9.int i,a;
10.
11.main()
12.{
13. printf("Memasukkan nilai dalam array\n");
14. printf("NIM = "); scanf("%i",&mhs.nim);
15. printf("Nama = "); scanf("%s",&mhs.nama);
16. a=1;
17. for(i=0;i<=2;i++)
18. {
19. printf("Nilai ke-%i = ",a);
20. scanf("%i",&mhs.nilai[i]);
21. a++;
22. }
23. /*menampilkan kembali data dalam array */
24. printf("\nNIM Anda : %i dan Nama Anda :
25. %s\n",mhs.nim,mhs.nama);
26. printf("\nNilai Anda adalah:\n");
27. a=1;
28. for(i=0;i<=2;i++)
29. {
30. printf("Nilai ke-%i : %i\n",a,mhs.nilai[i]);
31. a++;
32. }
33. printf("\nTekan Enter........");
34. getche();
35.}

   Array dari Tipe Bentukan yang Mengandung Array
Pada kasus ini tujuannya adalah mendefinisikan tipe data untuk
menyimpan data dengan tipe data bentukan dan di dalam tipe data bentukan
tersebut terdapat elemen dengan tipe array.
Pada contoh kasus di sub bab 6.3.2 ditunjukkan seorang mahasiswa
memiliki nilai lebih dari satu. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana jika
jumlah mahasiswanya lebih dari satu?
Caranya adalah dengan membuat variabel bertipe array dimana array
tersebut memiliki tipe data bentukan yang di dalamnya terdapat array.
    type Mahasiswa : <nim : integer,
    nama : string,
    nilai: array [0..2] of integer>
Kamus data
    Mhs : array [0..49] of Mahasiswa